Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

PSL - BERBAGI GAGASAN DAN PEMIKIRAN: BICARA DENGAN HATI: Renungan Minggu Paskah ke-7 - ...

 Pengantar

Hari ini kita memasuki Minggu Paskah ke-7 dan sekaligus menjadi Minggu Komunikasi Sedunia. Tema refleksi kita pada hari Minggu Paskah ke-7 / Komunikasi Sosial Sedunia hari ini adalah Bicara dengan Hati. Setiap hari kita berbicara dengan banyak orang, bahkan kita tidak tahu ada berapa orang yang kita bicarakan hari ini. Kecuali kalau kita di rumah saja, maka akses untuk kita berbicara sangat terbatas, tetapi kita ke luar rumah, maka kita akan menemukan dengan banyak orang dan kita dapat berbicara dengan mereka.

 

Uraian Kitab Suci

Bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini cukup memberikan gambaran bagi kita tentang bagaimana seharusnya orang berbicara dengan hati. Bacaan pertama dari Kisah Para Rasul mengisahkan tentang “dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa”. Setelah kenaikan Yesus ke Surga, para murid selalu dengan sehati untuk berkumpul dengan tekun dan berdoa. Untuk dapat berkumpul dengan tekun untuk berdoa, maka dibutuhkan hati. Hati yang memberi bagi kebersamaan dengan semua orang, terutama dengan sesama beriman.

Sedangkan dalam Bacaan Injil, dikisahkan tentang kesatuan antara Yesus dengan Bapa-Nya. Dalam perjamuan terakhir-Nya dengan murid-murid-Nya yang terkasih, Yesus berbicara tentang kemuliaan-Nya dan kemuliaan Bapa-Nya. Apa kemuliaan ini? Itu adalah salib, persembahan rela nyawa-Nya bagi kita. Bagaimana salib mengungkapkan kemuliaan ini? Di kayu salib Allah menyatakan luasnya kasih-Nya yang besar bagi para pendosa dan kuasa pengorbanan penebusan Yesus yang menghapus hutang dosa dan membalikkan kutukan penghukuman kita (Roma 8:1). Yesus memberikan kehormatan dan kemuliaan tertinggi kepada Bapa-Nya melalui ketaatan dan kesediaan-Nya untuk pergi ke salib demi kita. Pada masa pembelaan, kehormatan terbesar bukanlah milik mereka yang berjuang dan selamat, tetapi milik mereka yang memberikan pengorbanan tertinggi dari hidup mereka sendiri untuk sesama warga negara. Tuhan Yesus dengan bebas dan rela mempersembahkan hidupnya karena ketaatan kepada Bapa dan kasih-Nya. untuk kita.

Yesus berbicara tentang Bapa yang memuliakan Putra melalui misteri agung Inkarnasi - Sabda Ilahi yang menjadi manusia demi kita (Yohanes 1:14) - dan Salib Kristus yang memenangkan bagi kita pengampunan, kebebasan, dan hidup baru dalam Roh Kudus. Allah Bapa memberi kita Putra Tunggal-Nya untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa, rasa bersalah, dan penghukuman. Kematian pengorbanannya memberi kita kehidupan baru - kehidupan damai dan sukacita yang berkelimpahan yang Tuhan ingin bagikan dengan kita masing-masing. Tidak ada bukti yang lebih besar dari kasih Allah bagi setiap orang di muka bumi selain Salib Yesus Kristus. Di salib kita melihat cara cinta yang baru - cinta yang berbelas kasih, berkorban, dan murah hati tanpa batas.

Yesus mempersembahkan kepada kita hidup yang kekal. Apakah hidup yang kekal itu? Ini lebih dari sekadar kehidupan tanpa akhir atau keadaan abadi. Ilmu pengetahuan dan kedokteran mencari cara untuk memperpanjang umur hidup manusia - tetapi Tuhan menawarkan kepada kita sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih unggul daripada perpanjangan sederhana dari kehidupan fisik. Kehidupan kekal lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Memiliki kehidupan kekal berarti memiliki kehidupan Allah di dalam diri kita. Ketika kita memiliki kehidupan kekal, kita mengalami di sini dan saat ini sesuatu dari keagungan, kemuliaan, dan kekudusan Allah yang Ia bagikan kepada kita. Melalui karunia dan karya Roh Kudus, Allah memenuhi kita dengan buah damai sejahtera, sukacita dan kasih-Nya yang melimpah.

Yesus juga berbicara tentang pengetahuan tentang Allah. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa mereka dapat mengenal satu-satunya Allah yang benar. Pengetahuan tentang Tuhan tidak hanya terbatas pada mengetahui sesuatu tentang Tuhan, tetapi kita dapat mengenal Tuhan secara pribadi dan dipersatukan dengan Tuhan dalam hubungan cinta dan persahabatan pribadi. Esensi kekristenan, dan yang membuatnya berbeda dari agama lain, adalah pengetahuan pribadi dan pengalaman tentang Allah sebagai Bapa kita yang kekal - Dia yang mengenal kita sebelum penciptaan (Efesus 1:4 dan Roma 8:29) dan yang merajut kita dalam kandungan ibu kita (Mazmur 139:13 dan Yeremia 1:5). Yesus memungkinkan kita masing-masing untuk secara pribadi mengenal Allah sebagai Bapa kita. Melihat Yesus berarti melihat seperti apa Allah itu.

Di dalam Yesus Kristus kita melihat kasih Allah yang sempurna - Allah yang sangat peduli dan yang merindukan laki-laki dan perempuan, mencintai mereka sampai menyerahkan nyawa-Nya untuk mereka di kayu Salib. Yesus adalah wahyu Tuhan - Allah yang mengasihi kita sepenuhnya, tanpa syarat dan sempurna. Apakah Anda lapar untuk mengenal Allah secara pribadi dan dipersatukan dengan Bapa di dalam Putra-Nya, Tuhan kita Yesus Kristus, melalui kesatuan Roh Kudus yang tinggal bersama kita? Tuhan Yesus mengajak kita masing-masing untuk masuk lebih dalam ke dalam hubungan pribadi kasih dan kesatuan pikiran, hati, dan roh dengan Bapa, Putra, dan Roh Kudus yang kekal yang menciptakan kita dalam kasih untuk kasih.

 

Aplikasi

Kita semua diajak pada hari Minggu ini untuk selalu memberikan makna dalam setiap relasi kita dengan Allah sendiri, seperti Yesus dengan Bapa-Nya yang mengutamakan hati. Hati yang baik, akan nampak dalam kebersamaan kita dengan semua orang dalam keluarga kita, lingkungan kita, stasi kita dan dalam paroki serta dalam kebersamaan kita dengan semua orang.

Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting