Best of Holyland adalah judul Ziarah ke Tanah Suci yang kami ikuti kali ini; berlangsung dari tanggal 09 hingga 21 Oktober 2018. Ziarah 13 hari ini, yang diikuti oleh 33 peserta dari seluruh wilayah Indonesia, dimulai dari Amman, ibukota Yordania, dan berakhir di Kairo, ibukota Mesir. JB Tour sebagai penyelenggara ziarah ini mempercayakan kepemimpinan/ Tour Leader (TL) kepada Tessha, salah seorang staf JB Tour, dan pendampingan rohani kepada RP. Charles Sebastian Sihombing OFM Cap.
Tujuan utama mengikuti ziarah ke Tanah Suci adalah untuk meneguhkan iman. Iman yang teguh dibutuhkan di dalam menjalani kehidupan yang sarat dengan perjuangan dalam berbagai kesulitan, cobaan serta seribu satu macam godaan duniawi. Rasul Petrus, Yohanes dan Yakobus diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merasakan sekejab suasana surgawi yang sangat indah di puncak satu gunung yang tinggi, ketika Yesus nampak dalam kemuliaanNya bersama Musa dan Elia. Pengalaman surgawi itu meneguhkan iman ketiga murid itu yang dalam panggilan menjadi saksi Kristus di kemudian hari mengalami berbagai tantangan dan penganiayaan. Demikian juga kesempatan indah berziarah ke Tanah Suci menjadi momen, mengalami suasana gunung Tabor di Tanah Suci yang menjadi peneguh iman bagi setiap peziarah.
Ziarah ke Tanah Suci juga adalah penyucian bagi para peziarah.
Bukan hanya kesempatan dapat menapaki jejak-jejak kaki Tuhan Yesus di Tanah Suci, tetapi juga menghayati peristiwa-peristiwa di tempat-tempat bersejarah itu, sehingga menjadi saat berahmat yang amat indah. Saat para peziarah turun ke sungai Yordan, diingatkan bahwa Yesus juga sudah dibaptis di sana oleh Yohanes Pembaptis, dan karena itu sambil direciki dengan air sungai Yordan secara langsung, para peziarah membaharui janji baptisnya. Demikian juga para peserta suami-istri membaharui janji perkawinan mereka saat mengikuti ekaristi di Kana yang di Galilea. Di kota ini Yesus melakukan mukjizat yang pertama, mengobah air menjadi anggur pada satu pesta pernikahan. Sebagaimana anggur yang paling enak masih tersimpan hingga akhir, para peziarah suami-istri termotivasi menghayati bahwa anggur terbaik hidup pernikahan mereka masih tersedia di hari-hari ke depan.
Puncak peziaran di Tanah Suci boleh dikatakan adalah pada saat para peziarah mengikuti Via Dolorosa, Jalan Salib dari pelataran penghakiman Pontius Pilatus, dengan 14 perhentian hingga ke puncak Golgota, puncak kasih, penebusan Tuhan bagi umat manusia. Pada kesempatan ini para peziarah merenungkan sekali lagi kasih terbesar dengan pengorbanan sehabis-habisnya demi menebus umat manusia. Via Dolorosa itu menjadi saksi bisu jalan derita, jalan kasih yang dipilih dan ditempuh oleh sang Raja Cinta.
Akhirnya setiap peserta dipanggil menjadi saksi. Kembali dari ziarah di Tanah Suci bukan hanya puas dan bangga dengan membagikan souvenir-souvenir dari Tanah Suci kepada keluarga dan kerabat-kerabat saja. Sambil bercerita, diharapkan setiap peziarah juga mengungkapkan peneguhan imannya. Nama-nama, tempat-tempat dan peristiwa-peristiwa yang tertulis dalam Alkitab bukanlah rekayasa atau khayalan belaka; melainkan sungguh nyata dan ada sejauh tersisa hingga ke zaman ini. Inilah buah dan hadiah terbesar dari setiap peziarahan ke Tanah Suci, menapaki jalan-jalan di tanah air Tuhan Yesus itu.
Sdr. Charles Sebastian Sihombing OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!