
Setiap makhluk hidup mengawali pertumbuhannya dari bentuk yang sangat kecil kemudian menjadi besar setelah melewati proses yang sesuai dengan jenis pertumbuhan benih itu. Dan dalam proses pertumbuhan tersebut, dibutuhkan iklim yang tepat yang dapat menunjang pertumbuhan makhluk hidup tersebut. Tidak boleh hanya hujan atau musim panas terus; atau gelap atau siang. Iklim tersebut harus mendukung pertumbuhan benih itu dan seimbang. Maka, harus ada siang, malam, panas dan hujan. Misalnya, manusia dapat menjadi manusia dewasa setelah melewati tahapan dari janin ke bayi kecil hingga menjadi manusia dewasa. Demikian juga dengan binatang; ada yang melalui telur, tetapi ada juga yang langsung dilahirkan seperti manusia. Tumbuhan juga memulai hidupnya dari tahapan yang sederhana dan kecil, sampai akhirnya dapat menjadi pohon yang sangat besar. Menjadi pertanyaan adalah bagaimana makhluk hidup tersebut dapat tumbuh dan apa yang memberi daya bagi pertumbuhannya?
Kerajaan Allah diumpamakan seperti benih kecil yang tumbuh dan kemudian menjadi besar. Dalam injil ini, Yesus hendak menegaskan bahwa Allah-lah penyebab benih itu tumbuh dan bahkan menjadi tempat bernaung bagi burung-burung di udara. Kerajaan Allah di dunia ini terwujud dalam diri Yesus Kristus, Allah yang berkenan menjadi manusia. Dia datang untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia ini demi keselamatan manusia. Dia adalah benih kecil itu, yang bagi dunia tidak dianggap apa-apa. Tetapi benih itu (Yesus Kristus) berubah menjadi besar dan menjadi tempat tinggal bagi banyak orang. Benih yang tadinya kecil akhirnya berubah menjadi besar sehingga memberi kehidupan bagi makhluk yang lain. Benih itu memang harus jatuh ke tanah dan mati untuk dapat tumbuh kembali serta menghasilkan buah berlimpah. Wafat dan kebangkitan-Nya melahirkan orang-orang yang percaya kepada-Nya dan bernaung dibawah Kerajaan Allah, yang terpenuhi dalam diri-Nya sendiri. Dia harus mati, tetapi dengan kematian-Nya bukan berarti karya-Nya juga turut mati. Dia tetap hidup dalam diri orang-orang yang percaya kepada-Nya dan melanjutkan tugas perutusan Kristus dalam membangun dan menyelamatkan manusia.

Dalam perjalanan hidup sehari-hari, sering kita merasa bahwa Allah seolah-olah tidak berkarya dalam diri kita. Kita merasa ditinggalkan dalam menghayati hidup sebagai pengikut Kristus yang sejati. Perasaan ditinggalkan tampak ketika kita berada dalam situasi yang sulit, penuh dengan masalah atau bahkan tantangan yang kadang sangat memberatkan kita. Semua pergumulan hidup terasa seperti beban yang tak pernah berhenti. Semua usaha kita (misalnya pekerjaan, karir, dsb.) seolah-olah sia-sia, tak berarti sama sekali dan tak memberi keuntungan bagi kita. Tetapi kita mesti kembali menyadarkan diri bahwa Tuhan pasti berkarya menurut kehendak-Nya sendiri. Apa yang kita lihat sebagai beban yang dapat mematikan kita, belum tentu demikian menurut Tuhan. Tuhan pasti tahu yang terbaik bagi kita.

padam itu menjadi tetap bernyala dan memberi sinar yang dapat menghalau kegelapan meski hanya sedikit saja atau bahkan tak berarti sama sekali. Itulah jalan-jalan Tuhan untuk menyelamatkan manusia yang percaya kepada-Nya. Hal kecil yang seolah-olah tak mungkin dan tak terduga dijadikan Allah sebagai salah satu cara untuk menyempurnakan karya penyelamatan-Nya bagi kita umat-Nya. Seberat apapun beban kita, yakinlah, Allah akan menggendong kita untuk dapat keluar dari setiap masalah yang ada. Karena itu, percayakah kita akan segala penyelenggaraan-Nya dalam hidup kita? Mampukah kita memelihara iman kita yang kecil dan terus mengembangkannya untuk perluasan Kerajaan Allah? Semoga. Amin.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!