Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

MENANTI KELAHIRAN SANG JURUSELAMAT (2Sam 7:1-5b.8b-12.14a-16; Rm 16:25-27; Luk 1:26-38)

Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
Menanti kelahiran seorang bayi merupakan saat-saat yang menegangkan bagi setiap keluarga terutama bagi ibu yang akan melahirkan bayi itu. Menegangkan karena akan timbul sejuta pertanyaan seperti bagaimana kondisi anak yang akan dilahirkan itu? Normalkah atau tidak? Persalinan lancar atau tidak? Dan sebagainya. Karena kelahiran seorang bayi di tengah-tengah keluarga menjadi suatu peristiwa besar dan bahkan menjadi tanda sukacita serta buah cinta antara suami dan istri. Maka akan sangat menegangkan.
Penginjil Lukas dalam bacaan hari ini menampilkan berita kelahiran Yesus kepada Maria dengan perantaraan malaikat Gabriel. Maria mendapat sapaan dari malaikat Gabriel dengan ungkapan “yang dikaruniai”. Itu berarti Maria akan dipakai Allah menjadi sarana perwujudan keselamatan bagi dunia. Allah memilih Maria dan meminta kesediaannya untuk mengandung Putra-Nya. Mendengar pemberitaan itu, Maria bukannya bersukacita tetapi malah bertanya kepada malaikat: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi sebab aku belum bersuami?” Dalam Perjanjian Lama penampakan hanya terjadi atau dapat dialami oleh orang-orang tertentu saja. Dan kalaupun terjadi, mereka tidak berani membantah perintah Allah, sebab konsekuensinya adalah kematian. Maka, ketika Maria menanyakan hal itu kepada malaikat Gabriel, boleh dikatakan dia telah berdosa melawan Allah. Tetapi memang wajarlah kalau Maria terkejut dan tidak dapat menerima berita itu begitu saja tanpa sesuatu yang jelas. Bagaimana tidak, Maria dikabarkan akan mengandung dan melahirkan seorang Putra Allah, sementara dia sendiri pun belum bersuami.
Kalau untuk kita saat ini melihat seorang perempuan mengandung tanpa laki-laki yang diketahui secara jelas, maka hal itu akan mendatangkan aib atau malu besar bagi perempuan itu dan seluruh keluarganya. Dan bagi orang Yahudi, bila hal itu terjadi dan diketahui oleh masyarakat, maka dia akan dituduh berzinah dan pasti akan menerima kematian sebagai upahnya. Oleh karena itulah, Maria dengan kepolosan, kesederhanaan dan kerendahan hati mempertanyakan hal itu kepada malaikat Gabriel. Dalam hal ini, iman Maria bukanlah iman yang konyol, iman yang taat buta tanpa tahu apa konsekuensinya. Tetapi iman Maria adalah iman yang sungguh-sungguh berakar pada Allah yang benar dan menyelamatkan. Maria bukannya ingin menolak permintaan Allah, melainkan hanya ingin memperjelas apa maksud berita itu disampaikan kepadanya. Maka ketika semuanya telah jelas, Maria pun menerima tugas itu dan berkata: “Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataanmu”.
Tujuan pemberitaan malaikat Gabriel kepada Maria adalah untuk menyatakan rencana Allah kepada dunia. Allah ingin meneguhkan atau memperkokoh Kerajaan Daud yang dulu pernah ada dalam sejarah Perjanjian Lama. Melalui Kerajaan Daud, Allah ingin menyatakan Kerajaan-Nya di tengah-tengah dunia. Dan itu terwujud secara nyata dalam diri Yesus, yang akan dilahirkan oleh Maria. Yesus adalah Raja yang berasal dari keturunan Daud dan Dia akan membimbing dan menghantar semua orang kepada iman akan Allah yang benar dan menyelamatkan.
Daud adalah tokoh yang sangat besar dan berpengaruh dalam sejarah bangsa Israel. Tetapi sebelum menjadi besar, Daud adalah orang yang sangat lemah, dan bahkan dianggap tak mampu melakukan hal-hal yang besar seperti saudara-saudaranya yang bisa mengangkat senjata dan menjadi panglima perang. Karena kelemahan dan ketakmampuannya, menurut saudara-saudaranya, Daud hanya menerima tugas sebagai penggembala domba di padang. Tetapi dengan kelemahan dan ketakbergunaan di mata dunia, Daud justru dipilih Allah menjadi raja bagi seluruh bangsa Israel. Allah membuat namanya besar dan terkenal sepanjang sejarah Perjanjian Lama. Demikian juga dengan Maria yang adalah gadis kampung, polos dan tidak terlalu banyak mengenal dunia, dipilih Allah untuk menjadi sarana keselamatan bagi dunia. Dengan kesederhanaan, kepolosan dan kerendahan hatinya, Allah memilih Maria menjadi Bunda Putra-Nya. dan karena fiat-nya lah terjadi keselamatan bagi dunia.
Kesetiaan, ketaatan dan penyerahan diri Maria yang total kepada Allah menjadi model beriman bagi orang-orang Kristen dewasa ini. Kehendak Allah dan rencana keselamatan-Nya akan terjadi bila manusia mau membuka diri, membuka hati pada undangan Allah. Manusia dituntut untuk mampu menyerahkan diri secara total kepada Allah. Berhadapan dengan Allah, manusia tidak dapat berbuat apa-apa dan juga tidak akan menghasilkan apa-apa bila menjauh daripada-Nya. Sebaliknya, bila bersama Dia akan berbuah limpah. Rahmat keselamatan akan terjadi ketika manusia mampu berkata: “Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu,” seperti yang telah ditunjukkan oleh Maria dalam seluruh perjalanan hidupnya di dunia ini. Tanpa mengatakan “Ya” kepada Allah, mustahil keselamatan akan terjadi. Sebaliknya yang terjadi adalah kebinasaan bila menolak dan terpisah dari-Nya.
Sebagai orang beriman, yang sudah dibaptis dalam nama Kristus dan menjadi milik-Nya, apa yang dapat kita buat? Yang dapat kita buat adalah dengan menunjukkan sikap penyerahan diri dan ketaatan yang total kepada Kristus serta membiarkan Dia hadir dan hidup di dalam diri kita. Kristus harus dibiarkan masuk ke kedalaman batin kita supaya Dia menghidupkan dan menuntun kita kepada keselamatan sejati yang telah disediakan bagi semua orang yang percaya dan berharap kepada-Nya. Maka, mari membuka hati dan budi kepada Kristus, supaya Dia mau lahir dalam diri kita dan memberikan keselamatan kepada kita. Mari kita membiarkan Allah masuk dan menjiwai seluruh kehidupan kita, sebab dengan cara demikianlah rencana keselamatan Allah akan terwujud dalam diri manusia. Semoga kita seperti Bunda Maria mampu menerima Sang Penyelamat dalam diri kita dan menerima penderitaan sebagai konsekuensi dari para pengikut Kristus. Namun, janganlah takut sebab Allah akan datang untuk menyelamatkan kita dari segala bahaya dan penderitaan yang ada bila kita mampu berkata: “Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Semoga. Amin.
Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting