Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

BERCERMIN PADA KEHIDUPAN KELUARGA KUDUS DARI NAZARETH (Kej 15:1-6;21:1-3; Ibr 11:8.11.12.17-19; Luk 2:22-40)

Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
 Yesus lahir sebagai manusia dan dibesarkan oleh ibu dan bapa-Nya yakni Maria dan Yusuf. Sebagai keluarga, mereka tinggal di Nazareth dan hidup dalam kesederhanaan, sebagai keluarga tukang kayu. Keluarga kudus Nazareth ini menjadi unik, istimewa, bersatu dan damai karena Yesus sendirilah yang mempersatukan dan menghangatkan keluarga ini. Sebagai bapa, Yusuf mendampingi Yesus dengan bijaksana. Sebagai ibu, Maria membesarkan Yesus dengan sabar dan penuh cinta. Dan Yesus tumbuh dan berkembang dalam bimbingan dan cinta kasih kedua orangtuanya.
Kehadiran Yesus di tengah keluarga kudus bukan tanpa alasan. Yesus ditetapkan oleh Allah Bapa-Nya untuk menjadi penebus dan pembebas umat manusia yang tertindas dan sedang menantikan keselamatan. Maria dan Yusuf adalah tempat yang paling tepat untuk berdiamnya Yesus di dalam sebuah keluarga karena keduanya selalu mendasarkan hidup mereka pada iman akan Allah yang benar dan menyelamatkan. Dan iman itulah yang akhirnya menjiwai serta memampukan mereka menerima tugas perutusan sebagai pengasuh, pembimbing dan pendidik Putr
a Allah, Yesus.
Pastilah Allah telah melihat kedalaman hati dan iman Yusuf dan Maria. Yusuf adalah seorang tukang kayu yang sederhana, takut akan Allah, tulus hati, benar dan terbuka terhadap sapaan dan panggilan Allah. Dia menjadi bapa duniawi bagi Yesus dan menjadi pelindung keluarga kudus ini. Maria adalah seorang gadis muda yang takut akan Allah dan selalu menjaga kekudusan serta kemurnian hidupnya lahir dan batin. Dengan alasan inilah Allah berkenan memilih keduanya untuk menjadi tempat tinggal putra-Nya di dunia ini. Bukan tidak mungkin Allah mampu membuat hal lain untuk menyatakan diri-Nya kepada dunia ini. Tetapi kiranya, Maria dan Yusuf-lah tempat yang paling tepat untuk mewujudkannya.
Sikap iman dan kekudusan Maria dan Yusuf tampak dalam ketaatan melaksanakan segala tugas atau amanat yang diberikan ketika Yesus telah hadir di tengah-tengah mereka. Keduanya tahu apa yang harus mereka lakukan sesuai dengan tuntutan Hukum Tuhan. karena itulah, ketika genap waktunya, Maria dan Yusuf membawa serta mempersembahkan kanak-kanak Yesus kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem. Keduanya senantiasa mengutamakan hal-hal yang sangat esensial yang harus mereka laksanakan sebagai orangtua Yesus di dunia ini. Yesus harus dipersembahkan kepada Allah mau menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang menjadi manusia dan harus tunduk pada hukum manusia.
Yesus dipersembahkan kepada Allah berarti Yesus harus menyerahkan dan merelakan diri-Nya sebagai kurban dan persembahan bagi Allah untuk menebus dunia. Dan serentak dengan itu, Dia juga akan bertindak sebagai hakim dan terang bagi seluruh dunia. Dengan cara itu pula, Dia harus menderita untuk mewujudkan misteri keselamatan Allah bagi dunia. Dan inilah beban yang harus diterima oleh Maria dan Yusuf sebagai pengasuh dan pendidik Yesus. Mereka harus menyaksikan penderitaan Yesus yang wafat di kayu salib, meskipun hanya Maria yang diceritakan oleh penginjil yang mengalami secara langsung penderitaan Yesus. Dan Maria, seperti telah dinubuatkan Simeon akan merasakan jantungnya tertusuk pedang karena melihat sendiri kematian Yesus yang dilahirkannya. Tetapi keduanya tetap setia dan menerima dengan penuh iman apa yang telah ditugaskan kepada mereka.
Iman yang sama juga dimiliki oleh Simeon, Hana, Abraham dan Sara. Mereka inilah yang turut menikmati kebaikan dan kemurahan hati Allah yang mereka imani. Simeon tidak akan mati sebelum melihat Mesias Penyelamat. Dan ketika telah melihat-Nya, dia pun bersyukur dan memuji Allah seraya mempersembahkan diri kepada-Nya. Hana, seorang yang saleh tak henti-hentinya mewartakan kabar keselamatan Allah hingga hari tuanya, dan dia pun telah melihat Sang Mesias yang dijanjikan itu. Abraham dan Sara menerima berkat dari Allah melalui kelahiran Ishak karena iman dan kepercayaan mereka. Kelimpahan rahmat dan berkat mereka terima sebagai balasan iman akan Allah. Iman yang tulus menjadikan mereka benar di hadapan Allah dan karenanya mereka layak memperoleh kemurahan hati Allah.
Karena iman dan ketulusan hati, Maria dan Yusuf dikuduskan oleh Allah. Tetapi kekudusan itu terutama diperoleh berkat kehadiran dan kelahiran Yesus di tengah-tengah keluarga mereka. Yesus yang adalah Allah, berkenan tinggal serta mempersatukan dan menguduskan keluarga ini. Dia hadir sebagai tanda bahwa Allah menyertai umat-Nya.
Sebagai manusia, Yesus tunduk pada Maria dan Yusuf dengan melaksanakan tuntutan kehidupan manusia. Hal itu dilaksanakan-Nya sejak masa kanak-kanak-Nya hingga sebelum Dia siap melaksanakan tugas perutusan dari Bapa-Nya. Dan sebagai Allah, Dia hadir di dalam keluarga Yusuf dan Maria untuk menguduskan keluarga itu serta mempersembahkannya kepada Allah. Keallahan Yesuslah yang akhirnya mengalirkan rahmat kekudusan bagi keluarga kudus Nazareth. Semoga keluarga Kristen dewasa ini senantiasa bercermin pada iman dan kekudusan hidup keluarga kudus Nazareth dalam pelayanan terhadap semua makhluk di bumi ini. Semoga semua orang Kristen dapat menjadi saluran kekudusan dan pembawa rahmat bagi semua orang yang mengharapkan keselamatan dari Allah. Dan semoga keluarga kudus, Yesus, Maria dan Yusuf, menguduskan dan menghidupkan setiap orang Kristen dalam tindakan dan perkataan sehari-hari. Amin.
Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting