
Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam merupakan peringatan tentang Kristus yang menjadi raja dan hakim pada akhir zaman. Hari Raya ini sekaligus menjadi penutup tahun Liturgi Masa Biasa, dan minggu depan akan dimulai dengan tahun liturgi baru, Masa Adven, masa penantian kelahiran Sang Juruselamat. Bacaan-bacaan yang diperdengarkan pada hari ini berbicara tentang akhir zaman, di mana kita semua akan diadili menurut keadilan Allah.
Pada akhir zaman, Kristus akan duduk di atas takhta kerajaan-Nya dan bertindak sebagai hakim yang mengadili semua orang benar dan yang jahat. Mereka yang benar akan dipisahkan dari orang-orang jahat dan pendosa, serta akan ditempatkan di sebelah kanan-Nya. Mereka dipandang layak menerima mahkota kemuliaan dan ganjaran kehidupan kekal, sebab mereka tetap setia berpegang dan melaksakan perintah cinta kasih Allah. Sedangkan mereka yang jahat akan diadili dan dihukum.
Apa sebenarnya kriteria dasar yang dipakai oleh Kristus dalam pengadilan-Nya? Tidak lain adalah berdasarkan hukum cinta kasih. Bagi Kristus, hidup di dunia ini harus selalu dalam hubungan dengan Allah dan sesama. Jadi, cinta kasih kepada Allah tidak boleh hanya tinggal di mulut saja, melainkan harus terwujud dalam cinta kepada sesama terutama mereka yang miskin, menderita, sakit, membutuhkan pertolongan kita, sebab dalam diri mereka-lah Allah menampakkan rahasia diri-Nya yang tersembunyi bagi orang banyak.
Kristus Raja Semesta Alam adalah buah sulung kebangkitan, yang pertama bangkit dari antara orang mati, supaya manusia dapat hidup. Sebab sesungguhnya, semua manusia telah mati karena dosa satu orang, yakni dosa ketidaktaatan Adam. Tetapi berkat wafat dan kebangkitan Kristus, manusia dihidupkan kembali dan memperoleh keselamatan daripada-Nya. Akan tetapi, manusia juga harus mengusahakan keselamatan bagi dirinya sendiri dengan cara mengikuti teladan Kristus yang telah rela mengurbankan diri demi keselamatan dan pengampunan dosa manusia.

Banyak di sekitar kita orang yang menderita dan membutuhkan pertolongan yang hidup dengan segala kepahitan dan kegetiran hidup. Misalnya orang-orang sakit, para pengemis, korban bencana alam, korban ketidakadilan, dan sebagainya. Orang-orang seperti inilah yang harus kita tolong bila kita ingin memperoleh kehidupan kekal. Sebab mereka tidak dapat membalas dengan bantuan material pun tenaga. Sebaliknya, mereka akan selalu mendoakan kita setiap saat dan dengan demikian, kita akan menerima berkat dari Allah. Akan tetapi bila kita mengabaikan mereka dan berpikir bahwa mereka tak dapat memberi keuntungan bagi kita, maka, saat itu pulalah kita masuk ke dalam pengadilan Kristus.

Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!