BULAN MARIA DAN
BULAN ROSARIO

Sebelumnya ada perbedaan antara bulan Rosario dan bulan
Maria, karena pada umumnya umat Katolik banyak yang tidak mengerti antara bulan
Rosario dan bulan Maria. Banyak juga yang menganggap bahwa bulan Mei adalah
bulan Rosario, atau sebaliknya. Bulan Maria diperingati setiap bulan Mei (31
Mei) untuk memperingati Bunda Maria mengunjungi Elisabeth. Sedangkan bulan Rosario
(7 Oktober) adalah untuk memperingati Bunda Maria yang diangkat oleh Gereja
sebagai Ratu Rosario. Maka pada kedua bulan ini kita diharapkan memberikan
penghormatan kepada Maria dengan berdoa Rosario setiap hari. Bukan berarti di
luar kedua bulan tersebut kita tidak perlu berdoa Rosario, tetapi pada kedua
bulan ini kita diharapkan berdoa Rosario lebih banyak daripada bulan-bulan lainnya.
Baik bulan Maria maupun bulan Rosario kedua berkaitan
dengan yang namanya devosi yakni penghormatan yang diberikan kepada para kudus.
Devosi tidak termasuk sakramen; sakramen adalah sakramen, dan devosi adalah
devosi. Sakramen adalah tanda yang kelihatan, berupa kata dan perbuatan yang
benar-benar memberikan rahmat yang ditandakan kepada si penerima asalkan dia
siap untuk menerimanya. Sedangkan devosi merupakan bentuk kesalehan umat
beriman yang oleh Gereja dijadikan sebagai doa resmi, tetapi bukan menjadi doa
wajib.
Bulan Mei dan Oktober merupakan bulan yang dikhususkan
untuk menghormati Bunda Maria. Praktik devosional terhadap Maria di kalangan
Gereja Katolik ini semakin populer sejak ditetapkannya Maria sebagai Ratu
Rosario. Sejak saat itu, doa Rosario menjadi doa yang merakyat dan digandrungi
oleh umat beriman. Sebenarnya devosi terhadap Maria juga berkaitan dengan
ziarah yang umumnya lebih banyak dikaitkan dengan bulan Mei-bulan ziarah
(kunjungan Maria kepada Elisabeth diperingati setiap tanggal 31 Mei). Sedangkan
bulan Oktober lebih dominan kebaktian yang bersifat 'internal' membangun sikap
doa yang khusyuk dengan berdoa Rosario (Maria ditetapkan sebagai Ratu Rosari
dan diperingati setiap tanggal 7 Oktober).
Devosi ini sangat populer dan merakyat karena mudah,
sederhana, dan semua orang bisa melakukannya. Tapi kendati disediakan dua bulan
yang dikhususkan untuk penghormatan kepada Maria, itu tidak berarti
menggantikan/melampaui hormat dan pemuliaan kepada Yesus sebagai Juru selamat
yang sesungguhnya. Tanpa Yesus, Maria bukanlah apa-apa, tetapi keputusan Maria
untuk menjawab “Ya” atas rencana keselamatan Allah, itulah yang membuka jalan
keselamatan bagi kita semua.
Kita memperingati bulan Maria setiap bulan Mei (31 Mei).
Tujuannya adalah untuk memperingati Bunda Maria mengunjungi Elizabeth
saudarinya. Peristiwa ini perlu dimaknai oleh gereja bahwa Maria karena imannya
dipilih Tuhan sebagai jalan keselamatan. Dia mengandung oleh Roh Kudus dan
melahirkan Tuhan Yesus, Sang Juru Selamat. Kunjungannya kepada Elizabeth
merupakan pewartaan kabar gembira sekaligus perjumpaan iman karena Elisabeth
menyambutnya dengan salam khusus dan bayi yang dikandungnya melonjak
kegirangan. Sedangkan bulan Rosario (7 Oktober) adalah untuk memperingati Bunda
Maria yang diangkat oleh Gereja sebagai Ratu Rosario.
Pada negara-negara empat musim, terutama yang terletak di
bagian utara bumi, bulan Mei adalah awal musim semi, yang dianggap sebagai
permulaan kehidupan. Bulan ini dikaitkan dengan Bunda Maria yang adalah ibu dari
kehidupan. Sejak Abad ke-XIII, bulan Mei sudah diperkenalkan sebagai bulan
Maria, namun mulai menyebar ke seluruh dunia, sejak devosi ini populer di
kalangan para Yesuit pada Abad ke-XVIII. Ada pula sumber yang mengatakan bahwa
pada awalnya di Italia dan Jerman, bulan Mei dikhususkan untuk penghormatan
dewa-dewa. Sejak mereka percaya kepada Kristus, kebiasaan ini tetap
dilanjutkan, namun bukan lagi penghormatan kepada dewa-dewa, melainkan untuk
menghormati Bunda Maria.
Paus Paulus VI dalam ensiklik, Mense Maio mengatakan,
“Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda
Maria yang terberkati,” dan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan
iman dan kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada
Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun
secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh
kasih kepada Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas
kita … dalam kelimpahan.”
Nah, lantas mengapa bulan Oktober disebut sebagai
bulan Rosario? Ini tidak lepas dari sejarah Perang Salib. Pada tahun 1571,
pasukan Turki Ottoman melakukan ekspansi di benua Eropa. Muncul kabar angin
yang berhembus, bahwa jika pasukan Turki menguasai Eropa akan mengakibatkan
musnahnya agama Kristen di Benua Eropa. Pada saat itu, tentara Kristen kalah
baik dalam hal jumlah, maupun dalam persenjataan. Don Juan, salah seorang
pemimpin pasukan Kristen di Austria berdoa Rosario dalam menghadapi ancaman
ini.
Paus Pius V yang memimpin Gereja pada waktu itu juga
meminta seluruh Gereja berdoa Rosario kepada Bunda Maria untuk membantu tentara
Kristen. Dan pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama-sama dengan umat
beriman berdoa Rosario di Basilika Santa Maria Maggiore sepanjang hari untuk
mendoakan pertempuran di Lepanto (Teluk Korintus). Dalam pertempuran ini, pada
awalnya tentara Kristen sempat kalah, tetapi kemudian mereka berhasil membalikkan
keadaan, hingga akhirnya berhasil menang. Kemenangan ini memiliki arti penting
karena sejak kekalahan Turki di Lepanto, pasukan Turki tidak melanjutkan usaha
menguasai Eropa.
Pada tahun 1573, Paus Gregorius XIII menetapkan tanggal 7
Oktober sebagai Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario sebagai ucapan syukur
atas bantuan Bunda Maria bagi kemenangan di Lepanto. Pesta ini awalnya hanya
dilakukan oleh gereja-gereja yang altarnya didedikasikan bagi Bunda Maria.
Namun pada tahun 1716, Paus Klemens XI menyebarluaskan perayaan ini hingga ke
seluruh dunia. Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario
pada tanggal 1 September 1883. Bapa suci meminta agar seluruh umat mendoakan Rosario
dan Litani Santa Perawan Maria dari Loreto pada setiap hari di bulan Oktober
agar Gereja mendapat bantuan Bunda Maria dalam menghadapi aneka bahaya yang
mengancam. Pada 22 September 1891, Paus Leo XIII menerbitkan ensiklik October Mense (The Month of October;
bulan Oktober), yang menyatakan bahwa bulan Oktober dikhususkan kepada Santa
Perawan Maria, Ratu Rosario.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!