“celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.”
Biasanya
untuk mencuri hati banyak orang, seseorang penguasa bisa membangun sebuah
monumen bagi dirinya sebagai peringatan untuk mengenang para korban. Dengan
itu, secara lihai ia bisa berkelit dari kewajiban untuk secara serius membawa
pelaku kekejaman itu ke meja pengadilan. Cukup sebuah tanda kecil, dengan
harapan orang akan melupakan kejahatan yang terjadi. Begitu selanjutnya,
kejahatan dihapus secara halus dengan tanda semu.
Yesus
berjumpa dengan orang-orang semacam itu. Mereka pura-pura menghormati para nabi
dengan membangun makam indah bagi mereka, tetapi dengan itu mereka sebenarnya
membenarkan nenek-moyang yang telah mengambil tanggung jawab atas segala
persoalan yang masih ada. Yesus tidak membiarkan kebaikan semu ini dipakai
sebagai tempat persembunyian bagi orang-orang yang takut bertanggung jawab.
Pada
zaman Yesus, orang Farisi dan ahli-ahli Taurat merupakan orang-orang paling
terpelajar di antara masyarakat pada waitu itu. Pengetahuan yang mereka miliki
membuat mereka sombong dan selalu merasa benar. Mereka menuntut semua orang
untuk mengikuti peraturan-peraturan yang mereka tetapkan, tapi mencari lobang
supaya mereka sendiri tidak perlu mengikuti peraturan itu untuk kepentingan
diri sendiri.
Suadara/iku
yang beriman akan Yesus Kristus.
Injil
hari ini membuka mata dan hati kita akan realita hidup kita yang dirasuki
dengan hal yang busuk dengan sikap hidup orang-orang Farisi yang tidak benar
dan jujur. Yesus mengecam mereka karena mereka mempergunakan pengetahuan yang
merekan miliki untuk menindas orang lain., padahal mereka sendiri tidak
mematuhi peraturan Tuhan yang telah mereka ketahui luar kepala. Pengetahuan
memang biasa menjadi berkat juga bisa menjadi kutuk kalau dipergunakan secara
tidak benar.
Tuhan
menekankan bahwa pengetahuan dan kebenaran hanya berasal dari Tuhan karena
Tuhan adalah kebenaran itu sendiri. Jika kita dianugerahi otak yang cemerlang,
bakat yang menonjol, kepandaian, ingatlah bahwa semuanya itu berasal dari
Tuhan. Tidak akan ada yang kita bawa ke dunia dan tak akan yang kita bawa bila
saatnya ajal kita tiba, semua adalah anugerah Tuhan semata.
Marilah
dengan aneka macam keutamaan dan nilai-nilai kehidupan yang kita ketahui juga
kita hayati atau laksanakan dalam hidup kita sehari-hari. Jika kita memiliki
“kunci” pengetahuan hendaknya kita fungsikan untuk lebih mengetahui dan
memahami aneka pengetahuan, keutamaan/nilai-nilai kehidupan dan tentu saja
kemudian kita hayati dalam hidup.
Sebaliknya
jika kita jatuh dalam dosa karena kelemahan kita sebagai manusia, janganlah
menjadi putus asa.
Seperti yang dikatakan oleh St. Teresa Avila “if you do something wrong, don’t punish yourself-change” Tuhan akan membantu kita untuk mengatasi kelemahan kita dan membentuk hidup kita sesuai dengan rencana-Nya bagi kita. Sabarlah dalam pencobaan, nantikanlah Tuhan bekerja dalam hidup kita sekalian. Mazmur “Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pengawal mengharapkan pagi” Untuk saudara/iku seiman di pengungsian Paroki Tumbajae-Manduamas, tetaplah dalam pengharapan kita bersama dalam iman, Tuhan pasti memberkati kita. Jangan pernah menyerah Tuhan di pihak kita. Amin
Seperti yang dikatakan oleh St. Teresa Avila “if you do something wrong, don’t punish yourself-change” Tuhan akan membantu kita untuk mengatasi kelemahan kita dan membentuk hidup kita sesuai dengan rencana-Nya bagi kita. Sabarlah dalam pencobaan, nantikanlah Tuhan bekerja dalam hidup kita sekalian. Mazmur “Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pengawal mengharapkan pagi” Untuk saudara/iku seiman di pengungsian Paroki Tumbajae-Manduamas, tetaplah dalam pengharapan kita bersama dalam iman, Tuhan pasti memberkati kita. Jangan pernah menyerah Tuhan di pihak kita. Amin
Fr. Damianus Tilman OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!