HARI RAYA ST. FRANSISKUS ASSISI
Foto Bersama |
Pembukaan pesta St. Fransiskus ini dimulai pada tanggal 3
Oktober pagi hari. Pada pukul 15.00 WITA, semua saudara-saudari yang hadir
mengikuti acara “semi rekoleksi” di gereja paroki Were. Rekoleksi ini
berlangsung selama 2.5 jam dengan tema “Aku dikasihi Allah secara luar biasa.”
Dengan mengambil perumpamaan tentang anak yang hilang dari Luk 15:11-32, P.
Paskalis menekankan betapa Allah mencintai semua orang tanpa memandang muka.
Lebih lanjut, P. Paskalis mengatakan bahwa Allah mencintai kita semua, bukan
karena kita baik, melainkan karena Dia sendiri adalah baik. Dia adalah sumber
kebaikan dan hanya Dia sendiri-lah yang paling baik. Maka, meskipun kita adalah
manusia pendosa, Dia tetap mencintai kita semua. Rekoleksi ini ditutup dengan
acara makan malam bersama di ruang makan pastoran Were.
Pada pukul 20.00 WITA, acara transitus untuk mengenang
saat-saat kematian bapa serafik St. Fransiskus dimulai dan berakhir pada pukul
21.15 WITA. Semua saudara-saudari yang hadir mengikuti acara transitus dengan
penuh hikmah dan serius. Acara transitus ini diawali dengan ibadat singkat, pembacaan
saat-saat terakhir hidup St. Fransiskus, renungan singkat, doa permohonan,
Kidung Maria dan diakhiri dengan berkat Fransiskus. Acara ini cukup sederhana,
tetapi sangat menarik dan menggugah hati bila diikuti secara sungguh-sungguh.
Keesokan harinya, kami mengikuti Perayaan Ekaristi
bersama di gereja paroki Were. Pada saat homili, P. Paskalis kembali menekankan
cinta kasih Allah kepada semua orang. Khotbah diawali dengan tiga falsafah
hidup orang Batak yakni hamoraon,
hagabeon, hasangapon. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang Surat
Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia. Paulus dalam suratnya mengatakan bukan
masalah sunat atau tidak bersunat yang paling penting, tetapi yang paling
penting adalah menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Kita dilahirkan kembali
menjadi ciptaan baru dan bersatu dengan Kristus, itulah yang paling penting.
Dalam Injil, Yesus mengundang semua orang yang lemah lesu
dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya. P. Paskalis menegaskan bahwa
undangan ini telah dijawab oleh rasuk Paulus dan St. Fransiskus Assisi. Kepada
orang-orang kecil dan sederhana, rahasia Kerajaan Allah disingkapkan, tetapi
bagi orang-orang besar disembunyikan. Tuhan itu baik dan cinta kepada kita
semua dan itu nyata dalam ketiga ordo yang dibentuk oleh Fransiskus. Pada
penutup khotbah, P. Paskalis mengajak semua saudara-saudari untuk semakin
mendekatkan diri kepada Allah, seperti ditunjukkan oleh bapa serafik. Dengan
demikian, kita pun akan mampu memperbaiki Gereja Tuhan yang hampir roboh. Tanpa
kedekatan dengan Allah, mustahil kita bisa memperbaiki Gereja Tuhan. Seluruh
acara pesta ditutup dengan acara makan siang bersama dan sayonara. Setelah itu,
semua saudara-saudari kembali ke rumah masing-masing. (Fr. Michael A. Aritonang
OFMCap).
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!