RIP, SDR. THEOFIL ODENTHAL OFMCap!
Sdr. Theofil Odenthal, lahir di kota Lippstaadt - Jerman, tanggal 05 Mei 1934, dari pasangan Ewald Odenthal dan Elisabeth Odenthal. Saat dibaptis ia diberi nama Walter Odenthal. Karena suasana perang dunia kedua, Ia menjalani pendidikan Sekolah Dasar dalam waktu delapan tahun, yakni tahun 1940 – 1948. Kemudian, Ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menegah Pertama, dengan langsung mengambil jurusan listrik, yakni di Sekolah Teknik Listrik dari tahun 1948 -1953. Berkat studi ini, Sdr. Walter Odenthal kelak menjadi seorang saudara yang sangat mahir dalam dunia kelistrikan. Kemudian ia melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas tahun 1953-1956. Setamat SMA, ia sempat bekerja sebagai seorang ahli listrik, sesuai dengan pendidikan yang dikecapnya.
Atas rahmat panggilan Tuhan, Walter Odenthal kemudian memilih menjadi seorang Fransikan Kapusin (OFMCap). Ia memasuki novisiat di Stühlingen – Jerman, tanggal 24 April 1958, dengan mengambil nama biara Theofil. Semenjak itu, dia lebih dikenal dengan nama Sdr. Theofil Odenthal. Sdr. Theofil mengikrarkan kaul perdana pada Pesta St. Fidelis Sigmaringen, seorang martir kapusin asal Jerman, pada tanggal 24 April 1959. Karena ia memilih menjadi calon imam, ia diutus menjalani studi Filsafat pada tahun 1959-1961, dan dilanjutkan dengan studi teologi dari tahun 1961-1965. Sementara menjalani studi, Sdr. Theofil mengikrarkan kaul kekal dalam Propinsi Kapusin Rhein Westfalica – Jerman pada tanggal 24 April 1962. Kemudian ia ditahbiskan menjadi diakon pada tanggal 19 Maret 1964, dan dilanjutkan dengan tahbisan imam pada tanggal 19 Mei 1964. Seudah ditahbiskan menjadi imam, Sdr. Theofil masih meneruskan studi teologi, dan kemudian sempat menjalankan pelayanan imamat di Jerman. Sebagai persiapan keberangkatan ke tanah misi, Sibolga – Indonesia, Sdr. Theofil menjalani Kursus Kesehatan dari bulan Januari – Maret 1966 di Jerman.
Dengan menggunakan kapal laut, tepat pada tanggal 02 Juni 1966, Sdr. Theofil berangkat menuju Tanah Misi, Sibolga – Indonesia. Ia tiba di Pelabuhan Belawan pada tanggal 28 Juni 1966. Selanjutnya, ia diutus ke Paroki Pangaribuan, Prefektur Apostolik Sibolga – Indonesia untuk menjalani kursus bahasa, yang dilanjutkan dengan tugas sebagai pastor rekan, dari tahun 1966-1968. Dari tahun 1968-1983, Sdr. Theofil Odenthal bertugas sebagai Pastor Paroki di Paroki St. Fransiskus Assisi Pangaribuan. Patut diingat bahwa kala itu, Paroki Pangaribuan masih mencakup Paroki St. Hilarius Tarutung Bolak dan Paroki St. Mikael – Tumba Jae aktual. Dengan kondisi geografis yang sangat luas, medan yang sangat sulit, jalan yang belum memadai dan sarana transportasi yang sangat terbatas, pastilah beliau bersama pastor rekannya berjuang dengan semangat pelayanan yang sangat tinggi.
Pada tahun 1983-1987 Sdr. Theofil bertugas sebagai Pastor Paroki di Katedral St. Theresia Lisieux – Sibolga. Kala itu, Paroki ini mencakup wilayah Paroki St. Yosef – Pandan aktual. Selanjutnya, Sdr. Theofil menjadi pastor Paroki di Paroki Padangsidempuan; tepatnya dari tahun 1987-1996. Perlu juga dicatat bahwa waktu itu, Paroki Padangsidempuan juga mencakup Paroki St. Yohanes Penginjil – Pinangsori. Kemudian, tahun 1996-2013, Sdr. Theofil Odenthal bertugas sebagai Pastor Paroki di Paroki St. Mikael - Tumba Jae. Sdr. Theofil bebas dari tugas sebagai pastor paroki, saat usianya mendekati 80 tahun. Selanjutnya, beliau tinggal di Biara St. Feliks – Mela dari tahun 2013-2019, dan di Biara Yohaneum – Sibolga dari Mei 2019 sampai akhir hayatnya.
Selain sebagai pastor paroki, Sdr. Theofil juga pernah sebagai anggota Dewan Imam Keuskupan Sibolga, Dekanus dan Konsultores. Dari tahun 2002 sampai akhir hayatnya, beliau merupakan bapa pengakuan para suster OSF di Pangaribuan dan beberapa komunitas lainnya. Dan semenjak tahun Januari 2018, beliau menjadi Bapak Spiritual Suster-suster St. Klara di Aek Raso – Tapanuli Tengah. Selain itu, beliau masih sangat rajin mengadakan pelayanan pastoral di berbagai paroki sebagai pastor assisten tidak tetap. Dia juga sangat gencar mempromosikan dan mendukung sistem digitalisasi data-data umat di berbagai paroki di Dekanat Tapanuli, Keuskupan Sibolga. Selama berkarya di paroki, Sdr. Theofil sangat aktif menggerakkan pemberdayaan ekonomi umat melalui pendirian Credit Union (CU). Di setiap paroki yang dilayani Sdr. Theofil CU pasti berdiri.
Sesungguhnya selama hidupnya Sdr. Theofil tergolong saudara yang sangat sehat dan jarang sakit. Namun, beberapa tahun belakangan ini, tekanan darahnya kerap cukup tinggi. Selain itu, asam urat juga cukup tinggi. Selama di Yohaneum, beliau rutin mengunjungi dokter keluarga, yakni dr. Toni Giovanno Sinaga. Semuanya berjalan dengan baik. Beberapa bulan terakhir, beliau kerap mengalami batuk. Asam lambungnya kerap naik, hingga batuk juga. Untuk semua itu, ditemani oleh Sdr. Yustinus Waruwu, Sdr. Theofil kerap berobat ke dr. Toni. Dia pernah juga diinfus di Biara Yohaneum oleh suster dari Klinik St. Mikael. Namun, tidak pernah dikeluhkan penyakit yang sangat serius. Ditambah lagi karena pandemi Covid-19, ada keengganan untuk pergi ke rumah sakit, sebab sering terdengar bahwa penularan covid-19 justru sering terjadi di rumah sakit. Namun, karena rasa sesak yang tidak tertahankan, disertai oleh demam dan batuk, Sdr. Theofil dibawa berobat ke Klinik Yakin Sehat di Sibuluan pada tanggal 17 Oktober 2020. Sesudah menjalani pengobatan, beliau sempat merasa jauh lebih baik, dan kembali ke Biara Yohaneum tanggal 20 Oktober 2020. Akan tetapi, rasa sakit di perut dan di dada, demam dan batuk kambuh kembali, hingga sulit tidur sepanjang malam. Akhirnya, tanggal 21 Oktober Sdr. Theofil dibawa ke Rumah Sakit St. Elisabeth Medan.
Setelah melihat gejala klinis Sdr. Theofil, dan memperhatikan rekam medik dari Klinik Yakin Sehat, pihak RS St. Elisabeth, langsung mengisolasi Sdr. Theofil, mengadakan swab test, dan menjalankan perawatan sebagai pasien terduga terpapar covid-19. Dugaan mereka sesuai dengan hasil swab test, yang keluar tanggal 22 Oktober. Selama perawatan diketahui bahwa Sdr. Theofil memiliki gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan asam urat. Sempat juga sangat lemas, kesadaran menurun dan mengalami kekacauan memori. Karena itu, Sdr. Theofil menerima Sakramen Pengurapan orang Sakit dari P. Alboin Simatupang Pr. Dokter mengusulkan agar dilaksanakan hemodialisis atau cuci darah. Pemasangan alat untuk hemodialisis dan hemodialisis pertama berjalan dengan baik pada tanggal 28 Oktober. Rasanya Sdr. Theofil akan lebih baik. Pada tanggal 29 Oktober saat bangun pagi dan sarapan pun semua berjalan baik. Namun, sekitar pukul 10.30 Sdr. Theofil tiba-tiba drop, dan kemudian meninggal dunia pada pukul 11.05 WIB.
Sdr. Theofil, beristirahatlah dalam damai. Kata yang Saudara sering ungkapkan “Tabereng ma silang i (Mari kita lihat kayu salib)” mendapat kepenuhannya dengan kepergianmu. Saudara telah mempersatukan deritamu dengan derita Kristus di salib, dan kami berharap bahwa Salib Kristus akan menyelamatkanmu, dan menghantarmu ke surga abadi.
Labels:
Berita
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!