Fokus Pastoral Keuskupan Kita (Agung Medan) Ialah Keluarga Rukun
Sdr. Marselinus Limbong
Rukun artinya baik dan damai, tidak bertengkar. tentang tali persahabatan, bersatu hati, bersepakat.
Rukun Keluarga ditandai dengan:
1. 100% keluarga memahami dan menghidupi ajaran imannya. dengan banyaknya perbedaan dalam ajaran iman, kita ditantang untuk bisa bukan saja menghidupi iman itu, tetapi bisa kita memahami dan mempertanggungjawabkan iman yang kita yakini itu. selain itu, perlu juga umat katolik mempu menerangkan isi dari imannya ditengah kemajemukan ini.
2. 100% ayah dan ibu menghayati panggilan sebagai guru, imam dan gembala. tiga tugas ini sebagai konsekuensi dari babtisan yang kita terima. guru mengandaikan kita bisa mengajari, imam mengandaikan kita menjadi teladan dan panutan bagi yang lain, sementara gembala mengadaikan kita bisa memimpin dan mengarahkan orang untuk bisa sampai pada kebaikan Allah.
3. 100% keluarga memiliki habitus baru dalam berelasi. setelah kita menghidupi keluarga yang berdoa, tentu buah doa ini membentuk kita untuk mampu mengungkapkan buah doa itu dalam berelasi kepada sesama kita. apa buah doa itu? yakni cinta kasih yang berasal dari Allah. biasanya kalau kita marah-marah, kata kata menggambarkan isi seluruh kebun binatang, tetapi dengan semangat doa yang kita hidupi membuat kita selalu dalam semangat cinta kasih.
5. 100% keluarga rindu pulang ke rumah. kerinduan adalah ungkapan cinta yang terpemdam. dengan adanya rindu pulang ke rumah berarti kita mencinta keluarga dan semua penghuni rumah kita.
6. 100% anak, remaja dan kaum muda terdampingi dengan baik. dengan membiasakan diri bersama dengan keluarga maka disana akan terjadi pendampingan yang nyata dan disana anak-anak belajar dari orangtuanya
7. 100% anggota keluarga bangga akan keberadaannya sebagai laki-laki atau perempuan. peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menyadarkan anak akan gendernya atau jenisnya. mungkin kita bisa melihat, banyak orang ingin membuat dirinya sesuatu yang lain karena merasa dirinya yang ada kurang dibanggakan karena itu mencari bentuk lain. untuk itu keluarga harus peka melihat perkembangan anak-anak di tengah keluarga.
8. 100% keluarga ini berelasi secara sehat dengan keluarga besar. anak zaman now ini kurang memberi hormat kepada yang lebih tua atau orang tua. kebiasaan untuk menyapa dengan sebutan khas budaya kita kurang diberi perhatian sehingga anak-anak kurang berminat mencari keluarga besar. kalau berjumpa pun seperti tidak kenal atau dingin. untuk itu, relasi demikian harus dipulihkan kembali. molo adong ro tu jabu nami, attor didok umakku do, jalang nattulang mi manatahu dilehon annon boru ne tu ho, artinya diperkenalkan kepada kita. kita pasti mengingatnya meskipun orang yg kita salam itu tidak mengenal kita.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!