Saudara-saudari terkasih, untuk
dapat memperoleh keselamatan atau hidup kekal seseorang harus berjuang melalui “pintu
yang sesak”. Kiasan “pintu yang sesak” menggambarkan jalan masuk yang tidak gampang
dilalui tetapi sulit, butuh perjuangan dan pengorbanan. Keselamatan atau hidup
kekal akan diperoleh oleh seseorang kalau dia mempunyai daya juang dan mau
berkorban. Inilah jalan yang ditawarkan oleh Yesus. Selain berjuang, seseorang
juga sangat membutuhkan rahmat Allah, sebab keselamatan tidak hanya diperoleh
dari perjuangan pribadi tetapi juga rahmat dan belas kasih Allah sendiri.
Kiasan “pintu yang ditutup” menggambarkan peran Allah dalam menentukan siapa
yang akan diselamatkan atau dimasukkan ke dalam kehidupan kekal. Banyak orang
berjuang masuk melalui pintu yang sempit, tetapi mereka tidak akan dapat, sebab
Allah sendiri yang membukakan dan menutup pintu Kerajaan Allah. Ia akan
membukakan pintu bagi orang yang berkenan kepada-Nya dan menutup pintu bagi
mereka yang melakukan kejahatan. Barang siapa yang mengenal dan melaksanakan
perintah Allah akan memperoleh keselamatan, tetapi barang siapa yang hanya mengenal
dan mendengarkan perintah Allah tetapi tidak melakukannya akan dicampakkan ke
dalam nereka.
Suasana Kerajaan Allah dilukiskan
dengan “perjamuan kerajaan”. Di sana orang-orang yang telah diizinkan masuk
akan bersuka cita. Sementar suasana neraka dilukiskan dengan ratapan dan kertak
gigi. Di sana, orang-orang yang tidak dizinkan masuk ke dalam Kerajaan Surga
menerima hukuman kekal. Ratapan melukiskan kesedihan dan kertak gigi
menggambarkan kemarahan dan kebencian. Dalam perjamuan surgawi, setiap orang akan
duduk dan makan bersama. Mereka yang duduk dan makan bersama berasal dari
seluruh dunia. Hal ini juga sudah dinubuatkan oleh Yesaya dalam bacaan pertama
(Yes 66:19-21). Sifat universalitas perjamuan surgawi dilukiskan oleh mereka
yang datang dari empat penjuru bumi (Timur, Barat, Utara dan Selatan).
Perjamuan surgawi terbuka bagi setiap orang bukan hanya kepada orang Yahudi dan
orang yang menganggap diri paling suci, unggul, utama dari orang-orang lain,
melainkan juga bagi orang yang dianggap hina, dinomor duakan dan najis.Barang
siapa meninggikan dan menyombongkan diri akan direndahkan, tetapi siapa yang
merendahkan diri akan ditinggikan. Itulah yang dimaksud dengan “yang terakhir
menjadii yang terdahulu”.
Saudara-saudari terkasih, pertanyaan,
“Tuhan, sedikit sajakah orang diselamatkan?” dapat kita ganti dengan
pertanyaan, “Tuhan, ikutkah saya diselamatkan?” Keselamatan kekal adalah urusan
personal bukan komunal, tidak tergantung kepada orang tua, keluarga, suku atau
budaya tertentu bahkan agama tertentu.Supaya saya selamat, saya harus berjuang,
bekerja keras, berkorban bahkan sampai terluka dan menderita. Allah akan
memperingatkan, menghajar dan menguji orang yang dikasihi-Nya dan menyesah
orang yang diakui-Nya sebagai anak (Ibr 12:6). Ujian, peringatan atau
penderitaan pada waktu diberikan akan mendatangkan dukacita, tetapi kemudian ia
akan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang
dilatih olehnya (Ibr 12:11). Oleh karena itu, saya harus kuat dan gigih supaya
tidak putus asa dan jatuh (bdk. Ibr 12:12-13). Selain berjuang, saya juga harus
menyadari diri sebagai makhluk yang lemah di hadapan Tuhan, yang senantiasa
membutuhkan rahmat dan belas kasih. Usaha manusia saja pasti tidak cukup, sebab
keselamatan itu tergantung pada rahmat dan belas kasih Allah (Fr. JD)
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!