Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

SANTO KRISPINUS DARI VITERBO (1668-1750)



Bruder suci ini dilahirkan pada tahun 1668 dari sebuah keluarga pedagang kecil di Viterbo, Italia. Nama baptisnya adalah Petrus. Dari orangtuanya Petrus menerima sebuah warisan yang penting sekali untuk perjalanan hidupnya selanjutnya, yaitu kesalehan Kristiani. Pada waktu Petrus berumur 5 (lima) tahun, pada suatu hari ibundanya membawa anak ini ke tempat penghormatan kepada gambar ajaib Maria dari pohon ek (Inggris: oak tree) yang terletak di dekat Viterbo. Di situ sang ibu minta kepada anaknya untuk memandang gambar Bunda Allah dan mulai dengan katekese dasarnya: “Lihatlah, dia juga adalah ibumu. Aku telah mempersembahkan dirimu sebagai hadiah kepadanya. Hormatilah dia, sebagaimana seharusnya dilakukan oleh seorang anak yang baik.” Petrus mematuhi permintaan ibunya itu sepanjang hidupnya.
Pada waktu masa sekolahnya sudah selesai, anak laki-laki yang ambisius ini sedapat mungkin belajar sedikit bahasa Latin dalam waktu yang tersedia. Kedua orangtuanya pun diberitahukan oleh orang yang mengetahui, bahwa Petrus sebenarnya memiliki talenta untuk belajar. Akan tetapi kedua orangtua Petrus tidak mempunyai cukup dana untuk menyekolahkan anak mereka lebih lanjut, dan mereka juga tidak mau si Petrus ini sekolah setengah-tengah. Oleh karena itu kedua orangtua Petrus mengirimnya ke seorang pamannya yang ahli pembuat sepatu. Seturut kehendak kedua orangtuanya itu Petrus dengan gembira masuk ke dunia ‘persepatuan’. Pekerjaan Petrus di dalam bengkel produksi sepatu juga sangat memuaskan sang paman.
Namun begitu, Petrus adalah tetap ‘anak Maria’. Dalam waktu-waktu lenggangnya dia terus menerus mempraktekkan hidup doa sehingga terus berkembang dalam kesalehan dan kesempurnaan Kristiani. Inilah yang membuat dia berpikir untuk memasuki kehidupan sebagai seorang religius. Pada suatu hari Petrus menyaksikan sebuah arak-arakan atau prosesi suci yang melibatkan juga keikutsertaan sejumlah novis Kapusin, hal mana sungguh menyentuh hatinya. Langsung saja Petrus pergi ke biara Kapusin dan dengan sikap mendesak memohon-mohon agar diterima menjadi seorang biarawan Kapusin. Dia diterima, dan kedua orangtuanya pun setuju. Petrus pertama kali mengenakan jubah Kapusin pada Pesta Santa Magdalena pada tahun 1693. Nama biara yang diterimanya adalah Krispinus atau Krispin, seturut nama-nama dua orang pembuat sepatu yang suci, yaitu Krispinus dan Krispianus.
Walaupun masih seorang novis dalam biara, Krispin sudah hidup begitu sempurna sehingga membuat setiap orang mengaguminya. Krispin mengambil sebagai ‘model’ untuk diteladani, teristimewa dalam hal kerendahan-hati (kedinaan), penyangkalan-diri dan  terus-bekerja diringi doa. Siapa ‘model’ atau panutan Krispin itu? Tidak lain tidak bukan adalah Santo Felix dari Cantalice yang dikenal sebagai bruder Deo Gratias (1515-1587), yang perikehidupannya masih segar dalam ingatan orang banyak. Setelah kaulnya, bruder Krispin ditugaskan untuk bekerja sebagai juru masak (koki) di biara Tolfa. Pertama-tama dia membuat sebuah altar kecil untuk Maria, kepada siapa bruder Krispin mempersembahkan semua pekerjaannya. Maria memberi ganjaran kepada anaknya yang setia ini berupa bukti istimewa atas kesenangan hatinya. Banyak orang sakit menjadi sembuh apabila Bruder Krispin memberikan kepada mereka buah-buahan yang sebelumnya telah diletakkan di atas altar kecil Maria dan dimohonkan berkat Bunda Maria atas buah-buahan itu.
Pada waktu Bruder Krispin bertugas sebagai juru masak di biara Albano dekat Roma, salah seorang kepala rumah tangga Paus yang sudah sakit keras dibawa kepadanya. Para dokter sudah menyerah. Bruder Krispin membawa orang sakit ini ke altar kecil Maria dan tidak lama kemudian dia pun sembuh. Dokter yang melayani Paus berkata kepada Bruder Krispin: “Saudara, kesembuhan-kesembuhan yang datang darimu lebih efektif daripada kesembuhan-kesembuhan dari kami.” Bruder Krispin menjawab: “Anda adalah seorang dokter yang terampil, seluruh kota Roma mengetahui hal itu. Akan tetapi memang, Santa Perawan dapat melakukan lebih daripada semua dokter di dunia.”
Seorang laki-laki terkenal yang sampai akhir-akhir ini hidup tidak baik, jatuh sakit. Ia ingin sekali agar Bruder Krispin datang ke tempat tinggalnya dan menyembuhkannya. Sang bruder datang ke rumah orang itu, namun dia berkata kepada orang terkenal itu: “Tuan, anda menghendaki agar Santa Perawan menyembuhkan dirimu. Tetapi, katakanlah kepadaku, dia yang menyakiti Putera-Nya, bukankah dia juga membuat sedih Ibu-Nya? Penghormatan sejati kepada Santa Perawan berarti tidak menyakiti Putera Ilahinya dengan cara apapun.” Atas teguran halus sang  bruder yang suci ini, orang yang sakit itu pun menjadi sangat malu. Dia pun lalu menangis tersedu-sedu menyesali segala dosanya dan berjanji untuk mengubah kehidupannya. Dia bertobat! Orang ini dengan setia melaksanakan janjinya sejak saat Bruder Krispin menyembuhkan dirinya melalui berkatnya dengan menggunakan medali sang ‘Terkandung tanpa Noda’.
Para atasan dan saudara-saudara dina Kapusin sangat terangkat secara rohani oleh kesempurnaan Bruder Krispin. Pada suatu hari ketika Bruder Krispin dan beberapa saudara berada bersama Pater Minister Provinsial, datanglah berita bahwa di salah satu biara mereka semua saudara sedang menderita sakit yang disebabkan suatu penyakit menular. Mereka sangat membutuhkan pertolongan segera. Pater Minister Provinsial bertanya siapakah yang harus dikirim ke biara yang terkena musibah itu? Segera Bruder Krispin menawarkan dirinya secara sukarela. Pater Minister Provinsial mengungkapkan rasa senangnya terhadap pengajuan diri secara sukarela Bruder Krispin ini, namun dia menekankan bahwa dia tidak akan mengirim Bruder Krispin kalau melawan kehenda pribadinya sendiri. Bruder Krispin menjawab: “Kehendak, Pater ku? Kehendak apa? Pada waktu aku masuk biara, aku meninggalkan kehendakku di rumah. Di sini aku hanya mengakui kehendakmu.” Ketika para saudara yang lain mengingatkan Bruder Krispin akan bahaya maut yang mungkin dihadapinya, Krispin berkata: “Itu tidak ada apa-apanya. Aku mempunyai pencegah-maut bagus sekali yang diketemukan oleh Santo Fransiskus, yaitu  ketaatan yang membuatku pergi.” Benar saja, Bruder Krispin pulang ke biaranya dalam keadaan sehat-sempurna, setelah semua penghuni biara lain yang  sakit itu sembuh semua berkat jasa perawatannya.
Ke mana saja Bruder Krispin pergi, dia selalu membuat senang orang-orang dengan kegembiraan-suci yang diperagakannya. Di tengah-tengah orang sakit, Bruder Krispin menghilangkan segala rasa tidak puas dan keluhan; seakan-akan dia adalah seorang malaikat yang telah datang dari surga. Dia diberi beberapa tugas dalam biara, namun apabila pekerjaan menumpuk, dia biasa berkata: “Itu bagus, Firdaus bukanlah untuk tulang-tulang yang malas (para pemalas).”
Pada saat-saat menghadapi ajalnya pun Bruder Krispin tetap mempertahankan semangat penuh sukacitanya. Ketika mendekati saat kematiannya karena kelemahan dan berbagai sakit lainnya, dan para dokter menarik perhatian bruder kita kepada hal itu, bersama sang pemazmur dia berkata dengan penuh sukacita: “Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: ‘Mari kita pergi ke rumah TUHAN (YHWH)’ ’” (Mzm 122:1). Bruder Krispin meninggal dunia pada tanggal 19 Mei 1750 dengan nama-nama manis Yesus dan Maria di bibirnya, pada tahun yang ke-82 usianya. Jenazahnya tidak rusak dan diletakkan di Gereja Kapusin di Roma. Dia dibeatifikasikan oleh Paus Pius VII pada tahun 1806.
Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting